Kamis, 31 Mei 2012
Arti Kejujuran
Apa arti Kejujuran?
Kejujuran adalah melakukan tindakan sesuai dengan hati nurani. Sesuai dengan hati nurani anda. Saya percaya hati nurani manusia adalah sesuatu yang suci berasal dari sang Pencipta Alam Semesta. Hati nurani selalu suci untuk melakukan apa yang menjadi baik baik dan buruk.
Hati nurani selalu membuat yang terbaik untuk dilaksanakan. Bila tidak sesuai hati nurani maka anda telah berbohong. Jujur memang mudah untuk dibicarakan tapi sangat sulit untuk dilaksanakan.
Saat kita melakukan tindakan pasti ada suatu pertentangan dalam hati kita. Pertentangan antara YA dan TIDAK. Suara hati sesuai hati nurani adalah baik untuk dilaksanakan. Tetapi ada sebuah alasan-alasan membenarkan ketika hati nurani mengatakan TIDAK kemudian kita melaksanakan YA. Sebuah "alasan yang membenarkan" ini adalah sebuah KEBOHONGAN.
Hati nurani adalah sebuah program untuk memberikan alasan mengapa kita bertindak. Program berasal dari pengalaman, rangkaian peristiwa perjalanan hidup manusia, karakter, pendidikan dan lingkungan.
Pembentukan hati nurani dari berbagai "software" yang ditanamkan dalam pikiran dan hati akan mempengaruhi bagaimana kita bertindak. Sebuah software yang baik tentu sesuai dengan kesucian hati nurani. Kesucian bebas dari noda "virus, spyware, adware maupun malware" yang membuat program "Kebohongan".
Semua kehidupan manusia modal pertamanya adalah kepercayaan. Kepercayaan bahwa mereka pasti jujur yang telah menjadi kesepakatan. Kepercayaan membawa kesuksesan.
Kejujuran memang pada awalnya akan mengorbankan "jangka pendek" untuk sesuatu yang lebih baik pada "jangka panjang". Kebohongan adalah mengambil kenikmatan "jangka pendek" untuk sesuatu yang lebih buruk pada "jangka panjang".
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat Sekuat Sinyalnya
Sabtu, 26 Mei 2012
Aplikasi BlackBerry®
http://goo.gl/lh1fZ
Font Collection 2.8
http://goo.gl/NzPIi
Blacberry Protex
OTA
(Blackberry OS 5)
http://goo.gl/k5NYJ
(Blackberry OS 6)
http://goo.gl/5bqYx
Kisses Spy Detectec
http://goo.gl/ru5XK
Ram Optimis
http://goo.gl/53hou
Advance Ram
http://goo.gl/wRpXG
Camera Mute
http://bit.ly/7HpSxc
Capture Nux
http://bit.ly/jxVAjj
Senter
http://bit.ly/oodbeA
Senter Berry Tourch
http://bit.ly/13019i
Control Bbanel
http://goo.gl/gnDiF
Slider
http://goo.gl/o7KPp
Action Pad
http://bit.ly/oHoOwX
Bbm 6.00.129
Os 6 : http://goo.gl/qiGHw
Os 5 : http://goo.gl/AAVXK
Refresh Signal
http://goo.gl/OXvv1
Insert Contact
http://goo.gl/n1GrX
Lcd Pecah
http://goo.gl/AG5L0
Kumpulan Theme
http://bit.ly/pEhFXt
Berry Slider 8520
http://bit.ly/q4nDCR
Sms warna warni lampu 2 lampu
http://goo.gl/etPTQ
Yahoo Koprol
http://bit.ly/q7seHS
Blaq Twiter terbaik
http://bit.ly/ahnf9E
Update YM, window terbaru
http://bit.ly/rcau6U ( semua os includ sini )
Batery Ex
http://bit.ly/omjpfe
Add Contact
http://bit.ly/pfPetV
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat Sekuat Sinyalnya
Senin, 14 Mei 2012
(Penting bagi Manusia khususnya Org Muslim)
Tamak atau rakus dalam istilah psikologi bermakna keinginan eksesif (berlebihan) untuk memperoleh atau memiliki harta kekayaan yang bukan haknya atau melebihi yang dibutuhkan. Keinginan menguasai dan mencintai harta benda yang berlebihan itu (QS Al Fajr 89:20) pada gilirannya akan membawa seseorang pada dua perilaku negatif yang sangat dilarang dalam Islam.
Pertama, menghalalkan segala cara (the ends justify the means) dengan berbagai bentuk dan variannya sesuai peluang dan kesempatan yang ada di depannya (QS Al Fajr 89:19). Perilaku korupsi yang dilakukan pejabat negara dari level tertinggi sampai terendah timbul, salah satunya, dari sifat tamak ini. Berusaha mendapat keuntungan sebesar-besarnya dengan cara apapun biasa dilakukan pedagang atau pengusaha yang rakus.
Kedua, pelit. Ketamakan itu identik dengan pelit atau kikir (Arab, bakhil) (QS 92:8). Tidak jelas mana yang menyebabkan apa. Apakah tamak yang menyebabkan pelit atau pelit timbul dari sifat tamak. Satu hal yang pasti, kedua karakter ini hanya dimiliki orang yang mementingkan dirinya sendiri (selfish). Yang tidak pernah befikir untuk membagi sebagian harta miliknya dengan orang lain. Al Quran sendiri memakai kata syuhh, yang berarti pelit, untuk menggambarkan perilaku tamak (QS Al Hasyr 59:9; At Taghabun 64:16)
Pada dasarnya, sifat tamak, dalam arti egois, sedikit atau banyak dimiliki setiap orang. Ia inheren dalam cara pikir dan perilaku manusia. Sifat mengutamakan diri sendiri, menomorduakan orang lain, pada hakikatnya manusiawi dan tidak dilarang dalam Islam. Yang dilarang apabila perilaku selfish ini mencapai level yang tidak proporsional sampai pada tahap merugikan orang lain.
Dalam Islam, istilah "merugikan orang lain" tidak hanya terbatas pada korupsi, menipu, memeras, mencuri atau membunuh. Istilah ini mencakup juga "keengganan untuk menginfakkan sebagian harta kita pada yang berhak" (QS Ali Imran 3:180). Allah menegaskan bahwa kesalihan itu adalah membagi sebagian harta dengan orang lain; bukan hanya ibadah ritual (QS Al Baqarah 2:177).
Untuk itu, seorang muslim yang tamak harus merubah perilakunya. Merubah perilaku tamak tidaklah sulit bagi mereka yang memiliki determinasi dan kemauan untuk merubah cara pikir dan perilakunya.
Pertama, rubah pola pikir atau keinginan hidup mewah atau hidup boros. Perilaku hidup mewah timbul pertama kali dari pola pikir (mindset). Karena itu perubahan harus dimulai dari sini. Jadikan hidup sederhana sebagai gaya hidup yang baru. Apabila Anda sudah berkeluarga, yakinkan anak dan istri bahwa pilihan hidup sederhana adalah yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.
Kedua, yakinkan bahwa standar sukses yang hakiki bukanlah ditandai dari simbol-simbol kemewahan semu yang kita miliki seperti merk dan harga baju, merk mobil, nilai harga rumah dan perabotannya, dan lain-lain. Standar kesuksesan hendaknya berdasarkan pada (a) kredibilitas kepribadian, dan (b) seberapa besar kemampuan dan kekayaan kita dapat bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan (QS Al Baqarah 2:267).
Islam selalu menekankan pentingnya kesalihan kolektif untuk mencapai masyarakat madani, suatu masyarakat yang hidup damai dan sejahtera. Kesalihan kolektif baru dapat dicapai apabila kalangan yang lebih beruntung secara ilmu dan kekayaan berinisiatif untuk membagi apa yang dimilikinya dan membuang perilaku tamak dan selfish.
Sumber A.Fatih Syuhud
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat Sekuat Sinyalnya